Kira-kira inilah ungkapan seorang ibu ketika sudah tua dan kadang ditelantarkan oleh anak-anaknya.
“Disaat aku tua, aku bukan lagi diriku yang dulu,
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.
Disaat aku menumpahkan kuah sayuran dibajuku,
Disaat aku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana aku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.
Disaat aku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu,
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku,
Dimasa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah aku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Disaat aku membutuhkanmu untuk memandikanku, Janganlah menyalahkanku.
Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi.
Disaat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern, Janganlah menertawaiku.
Renungkanlah bagaimana aku dgn sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.
Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku,
Bagaikan dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.
Disaat aku melupakan topik pembicaraan kita,
Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya, sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, aku telah bahagia.
Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih,
Maklumilah diriku, dukunglah aku, bagaikan aku terhadapmu, disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.”
Sumber : http://nasih-ilwani.blogspot.com/2012/12/curahan-hati-ibu-tua.html
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking