Saterdag 22 Desember 2012

7 Perilaku Raja Yang Aneh

Tidak seperti masa lalu, sekarang kita memiliki kesempatan untuk memilih gubernur kita sendiri. Kita mengikuti kampanye saat mereka menunjukkan bagaimana bijaksananya mereka. Karena yang paling bijkasana yang akan jadi pilihan kita. Di pemerintahan monarki orang tidak bisa memilih, siapapun yang lahir dari keluarga kerajaan bisa menjadi raja berikutnya. Terkadang raja yang terpilih merupakan seorang yang pintar, namun terkadang juga seorang raja yang gila/aneh.

Berikut informasi menarik tentang 7 Perilaku Raja Yang Aneh

1. Justin II
Justin II adalah keponakan dari Justinian I. Justin II terkenal karena takhta berodanya dan gigitannya yang menyakiti semua orang di istana. Pada hari-hari terakhir sebagai Kaisar, dia memerintahkan kelompok musik untuk bermain sepanjang waktu untuk menenangkan pikirannya.

2. Ibrahim I
Ibrahim I adalah Sultan di Kekaisaran Ottoman yang hanya berkuasa 8 tahun [1640-1648]. Tapi, berkuasa sebentar bukan berarti tak punya waktu untuk memupuk popularitas. Ibrahim I mampu membuat dirinya terkenal berkat obsesinya pada wanita gembrot. Ia kerap memerintahkan orang-orangnya untuk mencari wanita paling gemuk di dunia. Dan yang paling dicintainya adalah seorang wanita yang memiliki berat sekitar £330. Ia memanggil wanita itu dengan panggilan sayang "Sepotong Gula." Saking cintanya, ia memberi wanita itu pension pemerintah dan menjulukinya Gubernur Jenderal Damaskus.

3. Nebukadnezar
Nebukadnezar, raja Babilonia [605 SM-582 SM] ini dikenal karena karya monumentalnya: Taman Gantung Babilonia. Tetapi, mungkin tidak banyak yang tahu bahwa ia pernah di padang gurun selama beberapa tahun. Menurut legenda, setelah bertahun-tahun mengkonstruksi Taman Gantung Babilonia, ia merasa tersanjung oleh Tuhan sehingga ia menghabiskan 7 tahun tinggal di alam bebas. Ia membayangkan dirinya sebagai seekor kambing, makan rumput bersama sapi. Setelah akal warasnya pulih, ia pun kembali ke istana.

4. Ludwig II dari Bavaria
Ludwig II menguasai Bavaria mulai 1845 hingga 1886. Ia terkenal karena gayanya yang eksentrik dalam mengatur pemerintahan dan animonya pada seni. Ia dikabarkan menderita penyakit mental, tetapi itu tidak pernah terbukti. Namun, ia pernah berkata pada dirinya sendiri: "Aku ingin tetap menjadi teka-teki yang kekal bagi diriku sendiri dan orang lain." Dan kematiannya pun menyisakan misteri, sementara obsesinya untuk membangun istana fantasi nan mahal tidak terwujud. Ironisnya, kastil-kastilnya saat ini menjadi objek wisata yang menguntungkan.

5. Caligula
2 tahun pertama dalam pemerintahannya, Caligula dikenal sebagai kaisar moderat. Tapi, ia kemudian gila. Ia kejam, menyukai penyimpangan seksual, boros, bermewah-mewah dan tiran. Bahkan, ia berani mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Ia mulai tampil dengan pakaian seperti dewa dan memperkenalkan dirinya sebagai Jupiter dalam acara-acara publik atau ketika ia menandatangani dokumen. Akhirnya, ia menghapus dewa-dewa kepercayaan Romawi dan menetapkan dirinya sebagai tuhan yang hidup secara fisik.

6. Charlotte dari Belgia
Charlotte adalah permaisuri Kaisar Maximilian I [Meksiko]. Mereka tinggal bersama di Meksiko. Ketika Charlotte harus kembali ke Eropa untuk berbicara dengan Paus, kegilaannya mulai tampak. Pertama, dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada suaminya yang berada di medan perang, ia menggambarkan Napoleon III [Perancis] sebagai orang yang kerasukan setan. Lalu, selama kunjungan dari Vatikan, suatu pagi ia menghambur ke kediaman Paus dan berteriak bahwa stafnya mencoba meracuni dirinya. Setelah itu ia memasukkan jarinya ke dalam secangkir susu coklat dan menjilatnya. Dan tidak cuma itu. Ia menolak tawaran tidur di kamar Vatikan dan memilih tidur di perpustakaan. Keesokan harinya ia mengunjungi sebuah panti asuhan dengan sapu tangan di wajah, membakar tangannya, dan menunjukkan ayam-ayam di kamarnya yang terikat pada meja.

7. Joanna dari Kastilia
Joanna atau lebih dikenal sebagai Juana la Loca (Joanna yang Gila) adalah ratu yang menggantikan tahta almarhum suaminya, Philipe. Dia sangat mencintai suaminya. Saat suaminya meninggal, kesehatan mentalnya menurun. Dia selalu membuka peti mati suaminya. Merangkul dan menciuminya. Ketika ia harus pindah dari istana Burgos karena epidemi, dia membawa serta peti mati suaminya.

Sumber : serbatujuh.blogspot.com







Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking